
Ketua pelaksana Nurullah MA yang didampingi oleh Drs Ridwan Johan (Kepala UPTD PPQ DSI Aceh) saat membuka kegiatan pelatihan peningkatan skill pengelolaan website DSI dan LPTQ Aceh yang berlangsung di gedung LPTQ Aceh pada hari Sabtu (20/5/17) pagi.
Dinas Syariat Islam Aceh – Sejumlah staf dan pengelola website Dinas Syariat Islam Aceh dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Aceh dilatih dan dibekali pelatihan penguatan skill bagi pengelola website.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala UPTD PPQ Dinas Syariat Islam Aceh, Ridwan Johan yang berlangsung selama 2 hari, 20-21 Mei 2017 di Aula gedung LPTQ Aceh.
Pelatihan yang diperuntukkan untuk staf dan pengelola website Dinas Syariat Islam Aceh dan LPTQ Aceh turut menghadirkan pemateri sekaligus instruktur masing-masing, Yulizar, ST, Arkin, S.IP, Nurullah, MA, Hasan Basri M.Nur dan Syahrol Rizal.
Menurut Ketua Pelaksana, Nurullah, MA mengatakan kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk membekali para staf dan pengelola website Dinas Syariat Islam Aceh dan LPTQ Aceh agar lebih memahami tentang pengelolaan website sebagai media publikasi instansi.
“Pada hari pertama, pelatihan diprioritaskan pada peningkatan skill menulis berita dan opini yang disampaikan oleh Hasan Basri M.Nur selaku wartawan dan praktisi media, selanjutnya dilanjutkan teknik dasar fotografi oleh Syahrol Rizal dari pewarta foto Indonesia”,kata Nurullah
Selanjutnya, kata Nurul pihaknya lebih memfokuskan pada pelatihan peningkatan skill pengelolaan website terkait dengan user interface dan optimasi SEO yang dipandu oleh praktisi IT, Yulizar, ST dan Arkin, S.IP.
Sementara itu, Kepala UPTD PPQ Dinas Syariat Islam Aceh, Ridwan Johan dalam sambutannya berharap kepada para peserta khususnya pengelola website yang merupakan perwakilan dari berbagai bidang agar lebih serius untuk mengikuti pelatihan dan bisa berkontribusi sebagai kontributor untuk pengelolaan website.
“Kita harus tau cara membuat berita agar selalu aktual dengan menggunakan metode 5W+1 H serta mampu mengemas berita syariat Islam secara indah dan menarik. Informasi yang disampaikan harus sesuai dengan visi dan misi Dinas Syariat Islam, serta berita yang dibuat jangan sampai menakutkan pihak-pihak yang berkunjung ke Aceh”, harapnya.
Disamping itu, ia juga berharap semoga kehadiran staf yang khusus mengelola website agar berperan sebagai media komunikasi dari pimpinan dan mampu mengklarifikasi berbagai isu-isu syariat islam yang berkembang.
“Saya berharap agar orang tidak salah dalam menafsirkan visi dan misi syariat Islam khususnya isu yang berkembang saat ini terkait implementasi syariat Islam di Aceh yang dikatakan oleh pihak-pihak yang kontra terhadap syariat Islam melanggar HAM, disinilah peran tim website Aceh untuk meluruskan pandangan yang keliru tersebut”, tutupnya.