
Kepala DSI Aceh Dr. EMK Alidar, S. Ag., M. Hum yang diwakili oleh Sekretaris DSI Aceh Drs. Darjalil saat membuka kegiatan peningkatan kapasitas imam masjid agung se-Aceh yang berlangsung di aula hotel Oasis Atjeh, Banda Aceh (25/3/2019) pagi.
Dinas Syariat Islam Aceh – Masjid di Aceh menjadi pusat sentral bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan nilai-nilai keagamaan. Masjid dipimpin oleh seorang imam masjid yang tidak hanya sebagai imam shalat berjamaah, namun juga sebagai seorang murabbi (pengajar) bagi jamaah yang datang ke masjid. Untuk itu dalam pandangan kami bahwa imam masjid mempunyai peran dan kedudukan sangat penting dalam membimbing masyarakat, terutama membimbing shalat berjamaah, penyampaian pesan-pesan dakwah dan lebih khususnya adalah menyampaikan informasi-informasi kepada masyarakat tentang pelaksanaan syariat Islam di Aceh sehingga masyarakat dapat memahami bahwa pemerintah Aceh terus berupaya dan bekerja keras agar pelaksanaan syariat Islam di Aceh benar-benar kaffah.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala DSI Aceh Dr. EMK Alidar, S. Ag., M. Hum yang diwakili oleh Sekretaris DSI Aceh Drs. Darjalil saat membuka kegiatan peningkatan kapasitas imam masjid agung se-Aceh yang berlangsung di aula hotel Oasis Atjeh, Banda Aceh (25/3/2019) pagi. Para peserta yang berjumlah 46 orang merupakan para imam masjid agung yang berasal dari seluruh kabupaten/kota. Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 (tiga) hari, yaitu dari 25 hingga 27 Maret 2019.
Menurut Kadis, peningkatan kapasitas bagi imam masjid agung se-Aceh merupakan bagian dari upaya syiar Islam. “Salah satu bentuk simbolisasi syiar Islam adalah masjid. ironisnya semakin indah dan luas masjid dibangun dengan arsitektur yang megah namun masjid tampak sepi dari jamaah,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, di dalam Al-Quran surah At-Taubah ayat 18 Allah Swt berfiman : “ Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita selalu ke masjid dalam rangka memakmurkannya. Sehingga, manakala seseorang telah memiliki ikatan hati yang kuat dengan masjid, maka ia akan menjadi salah satu kelompok orang yang kelak akan dinaungi oleh Allah pada hari kiamat.
Sementara itu kepala UPTD PPQ Drs. Ridwan Johan dalam laporan panitianya mengatakan masjid merupakan pusat kegiatan keagamaan dan sosial kemasyarakatan, sehingga masjid menjadi tempat menimba ilmu-ilmu keagamaan dengan menghidupkan pengajian-pengajian rutin serta tempat masyarakat melakukan silaturrahmi diantara sesamanya seperti yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah Saw yang menjadikan masjid sebagai tarbiyatun Ummah (mengajarkan umat).
Ridwan Johan berharap agar acara ini dapat berjalan dengan lancar, sukses dan mendapat ridha dari Allah Swt serta ilmu yang didapatkan bisa diamalkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam hal memakmurkan masjid di daerah masing-masing.
Adapun pemateri yang hadir antara lain Ir.H. Basri A. Bakar, M. Si dengan tema “Pengembangan masjid sebagai pusat kegiatan umat”; H. Mursalin Basyah, Lc, MA tema “Fiqh ibadah : menyikapi beberapa ikhtilaf dalam ibadah”; Dr. EMK. Alidar, S. Ag, M. Hum tema “Kebijakan dan strategi peningkatan peran imam masjid dalam pelaksanaan peran imam masjid di Aceh”; Drs. H. A. Karim Syeikh, MA tema “Kriteria aliran sesat dan strategi mengatasi/menghadapi”; Tgk H. Fakhruddin Lahmuddin, M. Pd tema “Optimalisasi peran masjid pada kini; persfektif historis dan kontemporer”, dan Prof. Dr. M. Hasbi Amiruddin, MA tema “Revitalisasi manajemen masjid modern : dari struktur organisasi , fungsi manajemen dan pendanaan”. (Lilis Suriani)